Dan Ujian Nasional Pun Sudah Di Depan Mata
By : Lala Tansah (Head Of High Schools)
Rasanya baru beberapa minggu saja berlalu sejak anak-anak dikumpulkan, suatu pagi di bulan Juli, untuk mendengarkan pengumuman siapa Home Based Teacher mereka pada tahun ajaran 2010/2011 ini, ternyata sudah sampai lagi kami di bulan Maret. Hanya hitungan minggu saja menjelang Ujian Nasional 2011 untuk kelas 9 dan 12. Betapa cepat waktu berlalu. Tandanya kami sangat menikmati hari-hari yang bergulir atas izinNya.
Ujian Nasional (UN). Momen ini masih menjadi peristiwa yang cukup membuat banyak pihak berdebar. Orang tua, guru, sekolah, dan anak-anak, tentunya. (Walau pun yang saya sebut terakhir, kami kira menjadi pihak yang paling tenang. Setidaknya begitulah anggapan sebagian orang tua dan guru J). Dengan mengesampingkan banyak perdebatan dan kontroversi mengenai Ujian Nasional ini, pada kenyataannya ia tetap ada sampai saat ini. Ia seperti seseorang yang menunggu di ujung jalan, yang menghentikan kita sejenak pada keasyikan mengeksplorasi pengalaman belajar dengan anak-anak. Tapi kita harus bisa melaluinya supaya bisa terus laju. Pada akhirnya, yang perlu kita lakukan hanya bersiap semampu kita agar saat bertemu dengannya, kita peroleh kesuksesan.
Ada perbedaan dalam pelaksanaan UN SMP – SMA tahun ini. Sebelumnya, nilai proses belajar siswa selama 3 tahun di sekolah hanya menjadi nilai pendamping, sementara penentu kelulusan siswa tetap dideterminasi oleh nilai UN. Tahun ini, proses belajar mereka selama di sekolah, masuk menjadi variabel yang diperhitungkan dalam formula kelulusan. Proses belajar siswa di sekolah ini diwakili oleh nilai rapor dan nilai Ujian Sekolah (US). Nilai-nilai ini menyumbang sebesar 40%. Sedangkan nilai UN menyumbang sebanyak 60%. Kemudian hasil penjumlahannya menjadi nilai kelulusan.
Perbedaan lainnya adalah, pada tahun ini UN Ulangan ditiadakan. Sehingga siswa harus betul-betul berupaya keras agar nilai-nilainya dapat melampaui standar nilai (rata-rata 5,5 dan nilai gabungan masing-masing pelajaran > 4).
Beberapa strategi yang kami persiapkan dalam menghadapi Ujian Nasional tahun ini.
a. Remediasi. Siswa mengulang pembelajaran untuk materi pada tahun-tahun sebelumnya. Siswa juga perlu memastikan bahwa seluruh nilai rapornya sudah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dalam proses remediasi ini, kami juga mengacu pada Standar Kriteria Lulusan (SKL) yang digariskan oleh Dinas Pendidikan.
b. Latihan dan Latihan. Sejalan dengan telah diperolehnya berbagai teori, siswa perlu belajar secara berkesinambungan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperolehnya dalam bentuk memecahkan soal-soal. Berbagai variasi soal dilatihkan. Semakin terlatih semakin baik.
c. Bimbingan dan motivasi. Seringkali penampakan siswa yang ‘terlalu’ tenang lebih disebabkan karena mereka belum menyadari tujuan hidup mereka. Kami mencoba membangun kesadaran tersebut melalui diskusi, motivasi, dan simulasi kelulusan. Menyemangati siswa (dan mudah-mudahan) bukan membebani. Sehingga pada akhirnya, diharapkan semangat belajar mereka dapat tumbuh dengan atau pun tanpa UN di depan mereka.
d. Strategi lainnya adalah komitmen untuk melakukan yang terbaik dengan penuh kejujuran. Strategi ini harus berdampingan dengan strategi selanjutnya yang tak tertandingi dan tak boleh tak ada, yakni; berdoa.
Ada pesan indah dari Rasulullah SAW kepada Ibnu ‘Abbas yang ketika itu masih kecil, (saya cuplik dari buku Positive Parenting oleh Mohammad Fauzil Adhim) yang sesuai untuk hal ini, yaitu
“Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasihat buatmu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa apabila seluruh umat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu. Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering.”
(HR At-Tirmidzi)
Semua hal di atas kami upayakan sejalan dengan support orang tua di rumah. Di sinilah perlunya komunikasi dua arah. Sosialisasi informasi-informasi terbaru mengenai UN kami upayakan agar selalu up date, agar semua pihak dapat mengantisipasinya. Akhirnya setelah semua strategi dan usaha telah rampung dilakukan dengan maksimal, semoga Allah berkenan memberikan hasil terbaik.
Selamat berjuang anak-anakku….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar